Uncategorized

Mahasiswa; bukan katak dalam tempurung


Lingkungan baru seringkali menuntut kita untuk beradaptasi termasuk cara belajar kita walaupun kurikulum di SMA di bentuk sedemikian rupa untuk mempersiapkan siswanya belajar di perguruan tinggi. Belajar di kampus akan berbeda jika kita mau berubah sikap tentang makna belajar. Paulo Freire mengatakan bahwa pendidikan adalah proses. Lewat pendidikan itulah setahap demi setahap berubah dari tidak tahu menjadi tahu, tidak paham menjadi paham. itulah makna belajar dalam sebuah institusi pendidikan, lebih dari sekadar pengumpul nilai atau pengejar gelar.

Karakter pembelajar memang harus dimiliki setiap mahasiswa. Karakter pembelajar adalah mereka yang selalu menghargai sebuah proses. Sebuah proses tidak selalu berjalan mulus, terkadang kita harus terjatuh dulu untuk menghasilkan yang terbaik. Mereka tidak pernah puas dengan sederet nilai A yang dimiliki karena merasa ilmu yang dimiliki tidak hanya  terbatas dalam transkrip, piagam penghargaan ataupun pujian manis. Mereka sang pembelajar adalah yang mengaggap lingkungannya sebagai tempat belajarnya dan setiap waktunya untuk meningkatkan potensi diri.

Mahasiswa pembelajar bukan ‘study only’ di bangku kuliah tapi ia juga belajar berbagai hal disekitarnya untuk mengasah kepekaannya, karena seseorang mendapat privilege belajar di perguruan tinggi, tidak hanya mempunyai keterampilan teknis tetapi juga mempunyai daya dan kerangka pikir serta sikap mental dan kepribadian tertentu sehingga mereka mempunyai wawasan yang luas dalam menghadapi masalah-masalah dalam dunia nyata (masyarakat).

Bagaimanapun sebagai mahasiwa kita selalu dituntut memiliki akademis yang baik, karenasistem pendidikan ini membuat sutu ukuran yang bernama nilai untuk mengklasifikasi seberapa qulified nya kita. Sebagai pembelajar sejati, memiliki pretasi akademis yang baik adalah tujuan kita tapi bukan segala-galanya. Secara ringkas di bawah ini diberikan tips belajar di perguruan tinggi untuk mahasiswa baru, baik yang kuliah di PTS maupun PTN;

  1. Belajar jangan dijadikan beban. Sikap ini membantu konsentrasi karena 80% kesulitan belajar terkait dengan stres. Jadikan setiap soal-soal adalah tantangan yang perlu kamu pecahkan.
  2. Belajar mandiri. Dosen bukan sumber pengetahuan utama. Sumber pengetahuan utama tersedia di perpustakaan dan di media cetak atau audiovisual lainnya. Sikap/perilaku mandiri merupakan sikap yang sengaja dibentuk dan bukan sesuatu yang datang dengan sendirinya.
  3. Mempersiapkan diri. Kamu dapat memperoleh materi dosen dengan meminjam buku atau diktat kakak kelas sebelum kuliah dimulai. Waktu kuliah (temu-kelas) adalah sangat pendek dan terbatas. Di lain pihak, cakupan materi dan kedalaman pemahaman tidak dapat diberikan secara seketika dalam waktu yang pendek tersebut. Penurunan pemahaman pasca kuliah memang munkin terjadi, tapi pemahaman pada mahasiswa yang sebelumnya telah belajar tidak akan securam penurunan pemahaman mahasiswa yang tidak belajar sama sekali. Hal ini disebabkan mahasiswa belajar lagi untuk pemahaman topik berikutnya sementara itu topik yang sebelumnya dipelajari ikut menjadi lebih diperkuat lagi oleh materi berikut yang mengacu pada materi sebelumnya.
  4. Pahami karakter dosen. ini penting, supaya kita tahu bagaimana kita harus bersikap ataupun menemukan gaya belajar untuk mata kuliah tersebut. Kamu bisa share dengan kakak kelas.
  5. Say no to absen, walaupun kuliahnya membosankan, dosennya kurang komunikatif atau materinya sulit. Kalau sering absen, kamu akan rugi biaya, tak dapat ilmu dan mungkin tidak lulus (ingat!! Kehadiran minimal 80% agar kita bisa mengikuti uas/uts). Walaupun catatan teman dapat dipinjam, tidak semua ucapan dosen akan sempat dicatat. Kuliah tidak hanya copy catatan, tapi juga untuk menguatkan kesan visual dan melatih alur berpikir. Belajar efektif, kata Stockwell, harus melihat, mendengar, dan merasakan.
  6. Buatlah catatan kuliah. Catat yang penting-penting saja. Agar cepat, gunakan singkatan atau kode khas buatan kamu dan mudah diingat. Jangan asal tulis, tapi berpikirlah saat mencatat.
  7. Jika belum mengerti, bertanyalah!!
  8. Setiap selesai kuliah, bacalah catatan sekali lagi, lalu cari penjelasan detail di buku teks yang disarankan dosen. Garisbawahi atau stabilo kata, kalimat penting (jika buku milik sendiri). Jika buku pinjaman, foto kopilah bagian yang perlu saja atau catat dengan kalimat sendiri. Disinilah kita akan diuji kemampuan membaca.  Buatlah catatan ringkas dari setiap topik yang dibaca.
  9. Temukan gayamu. Setiap orang punya cara khas dalam belajar termasuk dalam hal suasana, waktu, tempat bahkan cara. (waktu u/ menghafal, mengulang pelajaran dalam islam..)
  10. Buatlah grup belajar agar sering diskusi. Anggotanya cukup lima orang. Temuilah dosen atau asisten jika ada kesulitan dalam memahami kuliah. Berdialog dan berdiskusi adalah jiwa dari proses pendidikan di perguruan tinggi. Banyak-banyak lah berdiskusi dengan mereka, insya allah kita akan memperoleh banyak ilmu.
  11. Buang jauh-jauh penyakit akut seperti suka menunda-nunda dan malas. Ingat kewajiban kita akan bertumpuk seiring berlalunya waktu. Segera amputasi tugas-tugas yang diberikan agar tidak menjadi beban yang bertumpuk-tumpuk.
  12. Menjelang UTS, ulangi (review) bahan kuliah. Jangan lakukan SKS: sistem kebut semalam. Latihan soal-soal termasuk soal tahun lalu dari kakak kelas.Tapi perlu diingat Orientasi belajar bukan hanya belajar soal-soal tahun lalu tapi pemahaman akan ilmu yang kita pelajari.
  13. Jadikan belajar sebagai ibadah agar semangat. Ingatlah, mahasiswa adalah masyarakat akademis berciri cerdas, egaliter, senang membaca, menulis dan mengembangkan ilmu & teknologi (iltek) yang berbasis imtak (iman dan takwa).

Leave a comment